Museum memorial ini merupakan salah satu museum yang berada di Kawasan Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Museum ini memiliki Visi Museum Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto adalah : “ Museum sebagai wahana pendidikan sejarah bangsa untuk mengenang jasa dan pengabdian, serta penghargaan terhadap prestasi dan keberhasilan Bapak Jendral Besar H.M. Soeharto yang telah menghantarkan Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat, maju dan sejahtera.”
Museum ini mempunyai bangunan seluas 3.620 m2, yang terdiri atas :
Bangunan Pendopo Utama (seluas 600 m2), dimana didepannya adalah Halaman seluas 400 m2 , digunakan untuk kegiatan upacara, Senam bersama dan kegiatan permainan anak-anak. Pendopo Utama adalah pusat untuk memberikan informasi, edukasi tentang museum, sejarah Presiden RI ke- 2 Bapak H.M. Soeharto , memberi motivasi tentang wawasan kebangsaan , nasionalisme dan sarana hiburan serta untuk memutar film sejarah bangsa. Di dalam Pendopo Utama terdapat koleksi dan sarana pendukung edukasi antara lain : Patung Jend. Besar H.M. Soeharto sedang hormat, berbahan perunggu dengan tinggi 1,5 meter, Seperangkat gamelan jawa (pelok dan slendro), Televisi LED 80” sebagai srana utama menyampaikan edukasi history, Televisi LED 60” untuk menayangkan dokumen photo-photo pengunjung dalam bentuk slide berjalan.
Patung Jenderal Besar H.M. Soeharto dengan tinggi 2,5 meter. Didepan Pendopo Utama , pas ditengah-tengah gerbang pintu masuk/pintu utama berdiri tegak Patung Jenderal Besar H.M. Soeharto menyambut kedatangan pengunjung . Patung ini adalah ikon utama dari Museum.
Patung Anak kecil sedang menggembala kerbau di atas kolam ikan, terdapat dipojok sebelah kiri gerbang pintu masuk. Patung ini menggambarkan masa-masa kecil Soeharto di dalam kehidupan di pedesaan, di Desa Kemusuk.
Relief Tentang Kepemimpinan dalam Falsafah Jawa dan Patung Bapak H.M. Soeharto sedang melaksanakan Sholat. Kepemimpinan dalam falasafah jawa ada tiga kata yang mendasari yaitu : Sa-Sa-Sa yang artinya seorang Pemimpin Harus Selalu ( “Sa” pertama) Sabar atine, artinya hatinya sll dalam keadaan sabar, (“Sa” kedua) Saleh Pikolahe, artinya Selalu taat beribadah dalam beragama dan (“Sa” ketiga), Sareh Tumindake, artinya Seorang pemimpin harus selalu buijaksana dalam bersikap bertindak dalam memerintah negeri ini.
Rumah Notosudiro-eyang buyut H.M. Soeharto (seluas 475 m2), Digunakan untuk rumah tinggal keluarga besar Alm. Bapak H.M. Soeharto ketika pulang ke-Yogyakarta. Disamping itu rumah tersebut digunakan untuk menerima tamu VIP dan untuk kegiatan kantor.
Rumah Atmosudiro-eyang H.M. Soeharto (seluas 250 m2) . Rumah ini digunakan sebagai Diorama Utama yang menceritakan sejarah panjang perjalanan hidup Presiden RI ke-2 Bapak Jenderal Besar H.M. Soeharto. Diorama dibagia menjadi 5 (lima) selasar yaitu Selasar A,B,C,D dan E.
Selasar A Pengantar Memorial, di dalamnya terdapat ; a.1. Hologram door figure (gunungan dan siluet wajah Pak Harto) denga oautomatic door. a.2. Silde Film animasi sawah dengan tekhnologi Projektor, a.3. Treatmen Dinding Black Out, a.4. Interactive Floor, a.5. Art Acrylic nama-nama selasar.
Selasar B Serangan Umum, terdiri dari ; b.1. Sirp-sirip display (Berisi Surat Perintah Siasat), b.2. Nama Selasar dan Ringkasan Narasi dari Serangan Umum 1 Maret 1949, b.3. Glass Hologram Figur Jenderal Besar Sudirman, b.4. Screen Serangan Umum 1 Maret 1949 (Multimedia). b.5. Diorama Serangan Umum I (Peristiwa Hotel Toegoe), b.6. Diorama Serangan Umum II (Peristiwa di Kraton Yogyakarta, ketika Pak Harto mohon ijin Sultan HB IX utk melaksanakan Serangan Umum). b.7. Diorama Serangan Umum III ( Peristiwa peperangan di Stasiun Tugu Yogyakarta), b.8. Diorama Serangan Umum IV (Peristiwa Kembalinya Jend. Sudirman ke Kota Yogyakarta). b.9. Wall Display Daftar nama-nama korban Serangan Umum, b.10.Media video film pendek tentang Peristiwa Serangan Umum 1 maret 1949, b.11. Interactive Ceilling effect Serangan pesawat di Maguwo, b.12. Glass floor Treatment, b.13.Multimedia Sound Sirine Srangan di Hotel Toegoe.
Selasar C Operasi TRIKORA, terdiri dari; c.1. Multimedia Choptic Peristiwa Trikora, c.2. Wall Display Peristiwa Trikora, c.3. Diorama Operasi Mandala I, c.4. Diorama Operasi Mandala II, c.5. Art Glass Armada Operasi Mandala, c.6. Art Glass Komodor Yos Sudarso, c.7. Wall Display Figur Mayor Jend. Soeharto, c.8. Art Glass Armada Operasi Mandala, c.9. Wall Display UNTEA Irian Barat, c.10. Multimedia Screen TV Perpera Irian Barat, c.11. Figure Picture H.M. Soeharto I, c.12. Art Display Gunungan, c.13.Figure Picture H.M. Soeharto II, c.14. Display Peta Indonesia Integrasi Irian Jaya.
Selasar D Pemberontakan G 30 S/PKI dan Kesaktian Pancasila, d.1. Display nama Selasar Kesaktian Pancasila, d.2. Display Penumpasan G 30 S/PKI, d.3. Display Peristiwa G 30 S/PKI kronologi peristiwa (Lubang Buaya dan Hologram Garuda Pancasila), d.4. Figure Pangkostrad Lima Jaya MayJend. Soeharto, d.5. Display Pembubaran G 30 S/PKI, d.6. Dsiplay Memo Komando Operasi Mandala kepada Presiden, d.7. Display Pengkianatan G 30 S/PKI ( Panel Touch Screen Ringkasan Narasi Peristiwa Sekitar Pemberontakan PKI), d.8. Floating Glass Diorama Peristiwa G 30 S /PKI, d.9. Display Surat Perintah 1 Maret 1966 mengenai Pembubaran PKI, d.10. Siluet Figure Jenderal Besar H.M. Soeharto, d.11. Art Acrylic Laser Figur Pahlawan yang gugur di Peristiwa G 30 S/PKI.
Selasar E Masa Pembangunan, e.1. Interactive Touch Screen Mulimedia Tentang Pembangunan, e.2. Multimedia Masa Pembangunan tayangan film dokumenter selama Kepemimpinan Bapak H.m. Soeharto, e.3. Mozaik Acrylic Masa Pembangunan, e.4. Display Pengunduran Diri Presiden RI ke-2 Jend. Besar H.m. Soeharto, e.5. Acrylic Display Mas Pembangunan Repelita, e.6. Multimedia Touch Screen Pidato Presiden Soeharto lengser dan Upacara Pemakaman pidato Presiden Susilo Bambang Yudoyono pad saat Pemakaman Alm. Bapak H.M. Soeharto.
Petilasan tempat lahir H.M. Soeharto (seluas 110 m2).